Pendidikan keluarga dipandang berperan besar untuk menumbuh-kan rasa cinta terhadap alam, lingkungan dan satwa liar terhadap anak. Ketika keluarga sebagai agent of value mampu menanamkan nilai tersebut maka anak juga dapat bersikap lebih respect terhadap alam dan satwa liar.
Jika pendidikan lingkungan ini akan dimulai dari keluarga, otomatis peran orang tua, bapak dan ibu, menjadi sangat penting untuk menyeleksi nilai kebaikan yang akan ditanamkan pada anak. Tentunya bagi anak, lembaga pendidikan formal maupun lingkungan masyarakat sebagai tempat menimba ilmu di luar juga harus men-support agar kecerdasan naturalis dari sekian multiple intelligence yang dibutuhkan manusia dapat terwujud.
Kecerdasan naturalis adalah intelegensi yang dibutuhkan manusia agar memiliki rasa kepeka-an yang tinggi terhadap lingkungan. Kecerdasan ini mutlak dibutuhkan agar alam dan satwaliar tetap lestari.
Berdasarkan pengalaman, pengalaman berinteraksi dan mengenal alam dan satwa liar semasa kecil bisa menjadi inspirasi untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam. Tentunya hal ini harus disertai dengan pendampingan orangtua untuk menjelaskan dan mengarahkan untuk upaya pelestarian lingkungan.
Dicontohkan bagaimana pengalaman Bpk. Suryo, bahwa semasa kecil beliau diajarkan untuk menyisihkan makanan dari biji-bijian untuk burung-burung liar yang melewati rumahnya. Pengalaman itu menjadikan beliau sampai saat ini selalu terkenang dan menjadi inspirasi untuk lebih cinta terhadap lingkungan sekitar.
Peran keluarga yang lain, dapat berupa aktivitas keseharian orang tua, penggunaan barang atau perka-kas rumah tangga. Seperti pengala-man Ibu Donna saat berbincang dengan putranya. Sesuatu yang tidak ia disadari jika sang anak me-rasa diajarkan hidup hijau olehnya, karena rumah mewahnya tidak menggunakan AC yang CFC-nya sangat berbahaya bagi ozon dan mengakibatkan pemanasan global.
Modernitas dan perkembangan teknologi saat ini menjadikan anak jarang berinteraksi dengan alam. Imbas pembangunan pun menjadikan alam dan hutan semakin jauh dijangkau. Hal inilah yang dikhawatirkan akan membuat empati anak terhadap alam dan lingkungan sekitar menjadi rendah.
0 komentar:
Posting Komentar