rinai tangis berjalan beriring...
menacapkan pelangi di belakang hati....
merah...
jingga..
kuning...
hijau...
biru...
nila...
ungu...
indah namun menyayat.....
begitu dalam engkau menacap wahai pelangi...
hingga merah-mu serupa darah...
begitu deras rinai-mu wahai tangis....
hingga memudarkan warna pelagi-mu menjadi pucat...
pias....
lalu tersapu awan yang tersunggi di ubun-ubun malaikat...
jingga-mu tak lagi seindah senja damai...
kuning-mu tak lagi semembara emas...
hijau-mu tak lagi rindang sperti hutan di pedalaman borneo...
biru-mu tak lagi seluas samudra...
semakin pias dan menjelang putih....
hingga aku tak berani menatapmu...
0 komentar:
Posting Komentar