Daun-daun raja roda bergoyang melambai di tiup angin musim kemarau. Matahari bersinar terik tanpa malu-malu meng-evapotranspirasi bumi tanpa ampun, menyiapkan hujan untuk musim yang segera akan berganti.
Sekelompok anak-anak berseragam putih abu-abu yang sudah coreng-moreng nampak duduk rapi di kursi-kursi tua yang dengan setia menopang beban tubuh mereka selama hampir setahun terahir.
Wajah mereka sendu menatap sosok yang dengan setia mendampingi mereka dalam tiga tahun terahir.
“terima kasih dan selamat berjuang”
kalian adalah anak-anak panah tajam yang siap melesat,..
melesatlah,.. tembus impian mu..
bawa pulang kemari,. Walaupun hanya kabarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaakatuh..
Serampak tepuk tangan bergemuruh di dalam kelas..mereka berdiri, satu persatu menghampiri sosok kurus dengan senyum ramah tadi dan berjabatangan..
Sementara itu di bealakang sekolah..nampak dua anak yang juga berseragam putih abu-abu sedang asik melemparkan bulatan-bulatan tanah ke sungai,.pandangan mereka kosong menatap ombak-ombak kecil yang susul-menyusul menuju pinggiran sungai yang nampak tak mengalir itu.
“nduk…kita sudah lulus..seminggu lagi mas berangkat ke jawa,. Nyusul ibu…
Nanti kalo mas kangen piye…???
Si wanita yang di panggil “nduk” itu mengurungkan niatnya melemparkan bulatan tanah yang sudah terayun di ujing jarinya,. Seperti sudah tau apa yang akan di sampaikan oleh orang yang berada di sampingnya se jam terahir ini..
Ia tahu betul karena sudah hampir satu jam mereka berada di tempat itu dan tidak ada kegiatan lain yang mereka lakukan selain melempar bulatan-bulatan tanah liat yang mereka buat sendiri dan memperhatikan ombak-ombak kecilnya berkejaran menuju pinggiran kali..
Ia tersenyum,. Manis,. Manis sekali,.
“Nek njenegan kangen,.pergilah ketempat yang sepi,.tataplah langit,.lalu tutup matamu,..tarik napas dalam-dalam dan bayangkan saat-saat indah kita,. Waktu kita kejar-kejaran di kelas,.atau saat ini..
Secara tiba-tiba,.si wanita yang di panggil “nduk” itu menggenggam tangan orang disampingnya,. Erat tapi mesra,. Untuk yang pertama dan yang terahirkalinya..
Seminggu berlalu,.
Di pagi buta aku duduk di tepian kali dekat dermaga,.sementara di dermaga nampak ramai para pengantar dan penjemput,.
Kembali aku melemparkan bulatan tanah untuk yang kesekian kalinya,.menatap ombak kecil yang susul menyusul menuju tepian kali,.
Hanya ini yang bisa aku lakukan, sesekali aku menoleh ke belakang,. Ke sebuah jalan lurus yang sangat aku kenal,. Satusatunya jalan yang menghubungkan antara rumahku, tempat kos nya, dan sekolahan kita..
Kembali aku melempar bulatan tanah ke kali,.
”Kenapa kau tak datang-datang ”nduk”..?”
Sebuah suara sayup-sayup terdengar,. Suara mesin spid boot,. Satu-satunya sarana transportasi yang menghubungkan tempatku dengan dunia luar,.
Suara itu begitu mencekam,.semakin lama semakin jelas terdengar,. Menandakan ia semakin dekat,. Aku takut,. Takut sekali,. Takut tak lagi sempat menatap wajahmu ”nduk”...
Spid boot yang ku naiki melaju dengan kencang,. Seolah-olah terbang,. Aku yang duduk di kursi yang paling depan treguncang-guncang,. Sambil sesekali berusaha menangkis cipratan air yang masuk dan hampir mengguyur mukaku,.
Sebuah selendang batik warna putih ku gunakan sebagai selimut pelindung angin dan air yang menerpaku,.selendang ini milikmu ”nduk”,. Milikmu yang kau gunakan untuk menyelimutiku saat aku tiba-tiba terserang demam di sekolah beberapa bulan yang lalu,. Milikmu yang belum sempat ku kembalikan,. Dan mungkin tak kan ku kembalikan,. Karena hanya ini yang tersisa darimu yang kumiliki secara fisik sekarang..
1 komentar:
nice story...
i like it.....
Posting Komentar